Sabtu,
17 Februari 2024 adalah hari yang mengesankan bagi segenap Guru PAI di
kecamatan Suruh. Untuk pertama kali, kami bisa melaksanakan program wisata
religi ziarah ke makam waliyullah yang ada di daerah jawa timur.
Kegiatan
ini kami laksanakan Dalam Rangka Program
Pemantapan P5 Dimensi Beriman Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa dan Berakhlak
Mulia serta Berkebhinekaan Global ,
Dengan Tema “ Membangun Jiwa Raga Berlandaskan Iman Takwa
dan Keberadaban “
Rombongan
ziarah diberangkatkan pada pukul 04.00 WIB menuju lokasi pertama yaitu makam
KH. Hamim Jazuli atau yang biasa kita kenal dengan nama Gus Miek. Di kompleks
makam yang sama, kami juga mengunjungi makam ulama’ karismatik asal Trenggalek
yaitu Mbah Dahnan.
Masih
di area kota Kediri, perjalanan kami lanjutkan ke Makam Setono Gedong
menziarahi makam Mbah Washil. Seorang tokoh pejuang agama Islam masa Majapahit
yang petilasannya masih terjaga sampai saat ini.
Waktu
sudah menunjukkan pukul 09.00 saat kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
menuju Jombang untuk menziarahi makam pahlawan Nasional yaitu Kh. Hasyim
Asy’ari serta Makam Presiden Republik Indonesia ke-4 yaitu KH. Abdurrahman
Wahid atau yang kita kenal dengan nama Gus Dur. Usai berziarah ke makam, tidak lupa
kami mengunjungi Museum Islam KH. Hasyim Asy’ari untuk menambah wawasan
keislaman dan wawasan kebangsaan kami.
Rute
selanjutnya adalah Troloyo. Tempat sesepuh pari wali, Syekh Jumadil Kubro
dimakamkan. Sekira pukul 12.00 kami sampai di Mojokerto dan selesai berziarah
pukul 12.30 WIB. Kemudian kami melanjutkan melaksanakan ISHOMA.
Setelah
dirasa cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kea rah Bangkalan,
Madura. Perjalanan terasa mengasyikkan karena melewati salah satu jembatan
terpanjang di Indonesia, yaitu jembatan Suramadu. Jembatan yang menghubungkan
pulau Madura dengan Surabaya.
Sampai
di Bangkalan, kami langsung menuju makam Syaikhona Kholil Bangkalan, seorang
tokoh ulama’ Nasional yang berhasil mendidik murid-muridnya menjadi pahlawan
Nasional. Dua diantaranya muridnya adalah Kh. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad
Dahlan.
Malam
telah datang saat kami selesai berziarah di Makam Syaikhona Kholil sehingga
kami bergegas untuk menuju ke lokasi tujuan terakhir yaitu makam Sunan Ampel
yang terletak di Surabaya. Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, kami
sampai di lokasi. Sebelum berziarah kami melaksanakan sholat (jama’ takhir isya
dan maghrib) terlebih dahulu.
Selesai
mekasanakan ziarah, kami menyempatkan waktu untuk berbelanja oleh-oleh dan
kenang-kenangan di pasar rakyat yang berada di areal pemakaman Sunan Ampel.
Pukul
22.00 akhirnya kami menyelesaikan seluruh rute yang ada di rencana program
ziarah dan bersiap untuk perjalanan pulang.
Banyak sekali manfaat
yang kami dapatkan dari kegiatan ini. Karena Sejarah pendidikan agama Islam
yang ada di Indonesia tidak terlepas dari peran para waliyullah khususnya
walisanga yang aktif mendakwahkan agama Islam di Nusantara. Banyak sekali
peninggalan para wali berupa petilasan, masjid, dan makam yang sampai saat ini
masih berdiri kokoh.
Mengunjungi berbagai
peninggalan para wali tersebut penting untuk menambah khasanah keilmuan Guru
PAI tentang sejarah, metode berdakwah, toleransi dalam beragama, serta menjaga
nilai-nilai budaya Nusantara yang bersinergi dengan nilai-nilai agama Islam.
Berziarah
ke makam para waliyullah juga bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah swt karena mengingatkan kepada kita tentang perjuangan
yang telah dilakukan oleh para ulama-ulama terdahulu.
0 Komentar